Ujian Nasional (UN) Berkaitan dengan Kualitas Pendidikan?

Ga ada hubungannya dengan aktivitas Internet Marketing sih, cuma pengen tau aja pendapat dari penghuni ads-id. Member sini bisa dibilang semua umur, dalam artian ada yang pernah mengalami UN, ada yang baru saja melaksanakan UN, ada yang mau menghadapi UN tahun depan, bahkan ane yakin ada yang pernah mengikuti Ujian Negara.

Terkait carut marutnya pelaksanaan UN tahun ini, ane ingin tau seberapa pentingkah UN? Apakah benar ada hubungannya dengan kualitas pendidikan di Indonesia?

Ane adalah salah satu yang setuju dengan pelaksanaan UN terpusat, menyeluruh dan serentak seperti skenario UN yang memang seharusnya begitu. Seperti yang diungkapkan mister Jusuf Kala (JK) berdasarkan statistik (fakta) bahwa kulitas pendidikan di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun (sebelum diadakannya UN). Termasuk ane yang mengalami, ketika Ebtanas SD ane dan teman2 disebarin kunci jawaban yang diberikan guru. Di SMP lebih baik lagi, tidak ada aktivitas menyebar kunci jawaban, tapi proses pengawasan masih kurang. Ane masih bisa memberikan jawaban ane ke temen2 dengan leluasa. Untuk di tingkat STM ane lupa prosesnya, seingat ane lebih parah dari SMP. Bahkan ane beberapa kali kesiangan ketika melaksanakan Ebtanas. Wajar jika berdasarkan data yang dimiliki JK kualitas pendidikan menurun, karena targetnya adalah LULUS dan bukan pada siswa tsb siap/menguasai materi.

Pada masa beliau menjabat wapres munculah istilah UN dimana nilai UN menjadi patokan kelulusan. Sebelumnya dilakukan penelitian mengenai angka minimum kelulusan, dimulai dari angka 5 (hanya lulus 40%), angka minimum kelulusan 4 lulus 60%, dan akhirnya diputuskan 3.5 itupun masih ada yg tidak lulus sebanyak 20%. Prinsipnya adalah memperbaiki standar kelulusan, standar guru mengajar supaya kualitas pendidikan merata di semua daerah. Berat memang, tapi itulah salah satu cara memperbaiki pendidikan di indonesia. Tahun 50an bisa dikatakan indonesia sejajar dengan malaysia, bahkan banyak pengajar di malaysia yang orang Indonesia. Tapi sekarang? harus kita akui, kualitas pendidikan malaysia lebih baik dari Indonesia. Ibaratnya lompat galah, ada ukuran tinggi dimana jika kita tidak mampu melewati galah, bukan galahnya yang diturunkan melainkan kitanya yang harus berlatih keras supaya bisa melewati galah tsb.

Tapi mirisnya ada sebagian orang yang tidak setuju dengan cara ini, bahkan ada pendidik yang mengatakan harus dihapuskan. Pendidikan itu harus menyenangkan, tidak boleh stress. Bagaimana bisa mengerjakan soal jika dalam keadaan stress?? Hal ini disanggah oleh JK, bahwa yg ikut UN tahun ini ada 12jt dan kita lihat setelah UN nanti, sebagian besar pasti pada senang. Ada yang mensyukurinya dengan istighosah, ada yang dengan hura2, jalan2 dll. Artinya adalah UN memang berat tapi para siswa dapat menerimanya jika dipaksakan tanpa berakibat stress yang berlebihan. Hanya 1-2 saja yang efeknya negative, misalnya bunuh diri dsb.

Anggun bilang "Hidup tidak semulus paha cherybell". Artinya dalam hidup tidak selalu menyenangkan, kepahitan, tekanan akan membuat mental bangsa indonesia lebih kuat, tidak lembek dsb.

Wew, koq jadi curhat yah??? Gpp dah, semoga agan2 bisa ikut berpartisipasi dalam surveynya

 

ane jadi voter pertama


yg 20 paket tahun ini aja yg kode soalnya pake barcode ada bocorannya dan tentunya cara nyonteknya beda dgn UN 2012


bocorannya asli karena dapet dari oknum, kalo pak mentri bilang jangan percaya bocoran karena nggak mungkin bocor, jangan percaya




liat aja taun lalu nilainya bagus2, baik sekolah yg katanya SSN maupun yg sekolah bukan SSN

 

Tahun ane 20 paket, tidak lah, hapuskan UN wkwwkk

 

Denger2 bocoran yg dimaksud oknum itu pajabat daerah yah??? kata2nya sih pejabat tsb tidak ingin daerahnya mendapat predikat jelek (banyak tidak lulusnya). Terus yg dibebankan itu adalah guru2nya?

Klo gini terus gimane mau maju yah?

 

Dengan adanya UN :

1. Ada segelintir oknum tidak jujur berusaha mencari keuntungan dengan menjual kunci jawaban / naskah soal (dosa moril)
2. Tidak sedikit siswa yang mencari kunci / memunculkan niat buruk untuk berbuat licik karena takut gagal UN (dosa moril materil)
3. Siswa stress, kemarin sampai ada yang bunuh diri, apalagi dengan standar yang bisa dibilang tiba-tiba melonjak drastis tahun ini
4. Sangat tidak adil , karena berbobot 60 % (besar sekali) , sedangkan nilai sekolah selama 3 tahun hanya diberi bobot 40 %
5. Maraknya praktik korupsi (tahu sendiri kan)
6. Distribusi soal masih kalang kabut (belum rapi)

Sekarang kalau ditanya untungnya apa ? Saya yakin siswa pasti mau UN dihapus saja, karena hampir tidak ada untungnya, paling cuma jadi standar pemerintah aja akan pendidikan di indonesia, tapi liat 6 kerugian diatas, belum yang lain-lain...

 

yang tidak setuju UN ane punya pertanyaan nih?

3 tahun disekolah ngapain aja?,,,,,,,,,

masa 3 tahun gak bisa mempersiapkan diri buat ujian yg cuma beberapa soal aja, mana mental majunya kalau gitu....

 

dihapus aja UN diganti ujian online aja

ngabis2in kertas dan dana gede kalo pake sistem sekarang

 

Saya td malam lihat pas JK lagi ngomong,,memang kelihatan bgt kalau dia orang cerdas,,argumennya oke..
Saya setuju dgn UN nasional dan untuk tetap dilaksanakan..menurut saya UN adalah bagian dr cara mendorong guru dan siswa untuk serius dan aktif.
Kalau semua kelulusan diserahkan ke sekolah dan guru,,pasti mereka akan meloloskan semua muridnya,,kalau sekolah berani tdk meluluskan malah akan dijauhi masyarakan dan bisa muncul suap atau bahkan murid yg tdk lulus bisa membuat kerusuhan sampai membakar sekolah..

seperti kata guru saya waktu sma..dia mengatakan yg menentang UN adalah orang yg bodoh,tdk punya kemampuan dan tdk berani bersaing..
UN adalah bagian motivasi,paksaan ujian untuk membuat kita lbh baik dan berkualitas..seperti kalau kita kuliah di universitas bonafid,,pasti tugasnya sangat banyak dan sangat sulit dibanding di universitas biasa2.. seperti sesbuah universitas yg mengharuskan memilik toefl 500 untuk lulus,,menurut saya itu bagus dan bagian dari peningkatan mutu..

pengalaman saya UN dulu,,soalnya mudah2 yg susah hanya sekitar 6-7 soal..lainnya soal standar,,,

 

3 tahun di sekolah ya belajar dan memperlihatkan progress yg positive,
karena belajar itu suatu proses,
di situlah terlihat mental maju para pelajar, bukan hanya dengan beberapa soal saja.
Saya emang ga setuju dengan UN yg sekarang,
Tp kalo memang UN harus dipertahankan, bobotnya dikurangi utk menentukan kelulusan
Apa mau dikata, pak mendikbud aja bukan orang pendidikan, tp orang teknik

 

yg bikin mangkin ngenes tuh bahwa jatah dana pendidikan di blokir sama kmentrian keuangan artinya nggak cair
read :

• hxxp://finance.detik.com/read/2013/04/19/174722/2225424/4/anggaran-rp-100-miliar-masih-diblokir-anak-sd-terancam-tak-ujian-nasional
• hxxp://finance.detik.com/read/2013/04/19/171511/2225334/4/anggaran-un-untuk-sekolah-dasar-rp-100-miliar-masih-diblokir
• hxxp://finance.detik.com/read/2013/04/23/200959/2228592/4/hatta-akan-cairkan-anggaran-kemendikbud-rp-615-triliun-yang-diblokir

saya gag abis pikir, seberantakan itukah pemerintahan negeri ini? masing² tidak salingsilang utk mensinkronkan kondisi, tidak ada care pd rakyatnya, hingga hal yg menyangkut masalah primer bisa tdk termanagement dgn baik?

itulah hasilnya kalo negeri ini di pimpin oleh orang² yg tidak memiliki karakter relevansi dengan departmentnya masing², asal tunjuk, asal tiap parpol mendapat jatah kursi mentri, bukan masalah sama ajah itukan cuman urusan management.. buktinya? M Nuh sendiri, Roy Suryo? & yg lainnya masih banyak..

inilah hasilnya kalo pemerintahan banyak diisi orang² parte, dan partenyapun banyak banget, blon lagi masing² parte gag memiliki rasa solidaritas tinggi pd negeri dan mementingkan urusan perutnya sendiri, asal mereka dapet jatah kursi entah di kmentrian, dpr, ataupun posisi² penting lainnya..

 

Sebenernya kalo liat soal UN-nya kan pilihan ganda, jadinya sesulit apapun soalnya, bisa saja dijawab.

UN terbukti bikin stres siswa, tahun ini pemerintah bukannya berusaha agar siswa bisa ikut dengan lancar, malah berusaha untuk mempersulit kegiatan sontek-menyontek.

Belum lagi, UN sudah terbukti sering bocor, termasuk tahun ini. Bagaimana bisa pemerintah menilai kemampuan siswa kalau ternyata masih banyak yang pakai cara curang.

 

Yang kasian murid2 yang tinggal di daerah pelosok, yg standarisasi n kualitas pendidikannya masih jauh di bawah rata2, malahan ada pengajar/guru yang gajinya masih jauh dibawah UMR or bahkan gajiannya telat 2 sampe 3 bulan yg berujung semangat mengajar yang ga maksimal karena harus nyambi nyari lahan penghasilan yg lain.

Trus tiba2 suruh ikutan UN yg standar soalnya ga berimbang sama kualitas pendidikan yg didapetin di daerahnya. Stress lah ...

Btw apa kabar pendidikan gratis di jakarta ?

Ane baru survey kisaran jakarta selatan, rata2 biaya masuknya 25-75 juta/orang. yang 75 juta itu salah satu sekolah sangat terkenal di daerah bintaro, jakarta selatan (kebetulan deket rumah)

Oh Indonesiaku ...

 

Dana segitu tiap tahunnya di keluarin pemerintah buat bikin Naskah Ujian Nasional???
Klo menurut ane mending di pake ngebangun Sekolah di pelosok atau di desa desa terpencil, Bayangkan jika pemerintah berhasil membangun sedikitnya 100 Sekolah tiap tahunnya , 10 Tahun kemudian Indonesia BERSIH dari orang Bodoh....

Mending UN di hapus ajah, Ane kemrin sempat Down ngadepin UN 20 Paket Bikin stress

Hapuskan UN !!!!!!! MERDEKAAA.......!!!!!!

 

saya termasuk orang yang setuju dengan pelaksanaan UN karena memang saat ini tidak ada alternatif yang terstandar yang menjadi acuan lulus/tidaknya siswa, walaupun beberapa pihak mengatakan sebaiknya diganti dengan ujian keterampilan dan lain sebagainya. menurut saya bukan Sistem UN yang bermasalah tapi pelaksana pusat yang harus lebih profesional
menurut saya, perubahan itu terkadang harus dipaksakan. saya yakin zaman UAN saya dulu juga siswa punya perasaan gugup, stress dan depresi cuma bedanya media tidak menyoroti hal tersebut.

 

Klo sy melihat hal ini dr sdut pandang yg lain . Permsalhan ttg kualitas pndidikan d indonesia tdk selalu trgantung kpd pemerintah spenuhny . Se tinggi apa pun usaha pemerintah utk meningkatkan sistem pendidikan d indonesi jika tdk ada niatan dr pihak siswa bersungguh2 mnuntut ilmu , y akan percuma sj . Ksimpulan ny bukan hy un sj yg perlu d perbincangkan tp kualitas siswa dlm bljr itu sendiri jg hal yg mendasar

 

Setuju dengan agan ini, UN memang ada bagusnya, tapi tidak sesuai dengan kualitas siswa di Indonesia saat ini.

 

Anggaran UN mencapai 600M gan..
lebih baik digunakan uangnya untuk yang lebih bermanfaat
contoh:
perbaikan infrastruktur
penambahan dana BOS

 

Hapuskan UN mematikan kreativitas

 

menurut ane UN ga bisa jadi acuan pintar tidaknya siswa, lulus tidaknya siswa, karena setiap manusia itu unik, ga ada yang sama, sedangkan bila UN harus mengerjakan mata pelajaran yang sama (smp 4 mata). Pasti ada siswa yang tidak terlalu bisa di salah satu bidang. Dan di Indonesia sendiri pelaksanaan pendidikannya msh belum merata, sara dan prasarana yang kurang, jadi tidak seimbang antara ilmu yang didapat di daerah kota dengan desa. Kemudian siswa harus melaksanakan UN yang standarnya Nasional.

Jujur gan, ane juga msh pelajar kelas 3, ane rasa UN tahun ini berat sekali, 20 paket, yang artinya ga ada satupun soal yang sama, paling sama. Beda sama UN thn dulu yang cuma 5 paket, jadi di dlm 1 ruangan ada 4 org yg memiliki soal yang sama.
Paket soal pake barcode, print LJK nya gampang hilang kalo dihapus.

Kalo ada agan disini yang pernah ikut UN tapi udh lama, jangan samakan UN agan sama UN yang sekarang.

 

hubungannya ke pemerintahan menurut ane

tahun2 sebelumnya juga aman2 aja kok, akhir2 ini aja dikala KKN mulai subur banget di negeri ini (apalagi keluarga besar parta presiden ), sampai2 pusat hanya mikirin pusat ga' mau tau tentang daerah, ini bukti bobroknya pemerintahan dalam mengatur negeri